HAMA DAN PENYAKIT UTAMA TANAMAN
I.
Tanaman
Sayuran
A.
Tanaman
Tomat
(1)
Hama
1.
Ulat buah tomat (Helicoverpa armigera)
Klasifikasi
Kingdom
: Animalia
Divisi
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Lepidoptera
Famili
: Noctuide
Genus
: Helicoverpa
Spesies
: Helicoverpa armigera
·
Ciri – ciri :
Panjang
ulat ± 4 cm dan akan makin panjang pada temperatur rendah. Warna ulat
bervariasi dari hijau, hijau kekuning-kuningan, hijau kecoklat-coklatan,
kecoklat-coklatan sampai hitam. Pada badan ulat bagian samping ada garis
bergelombang memanjang, berwarna lebih muda. Pada tubuhnya kelihatan banyak
kutil dan berbulu. Larva terdiri dari lima instar, lama stadium larva berkisar
antara 12-25 hari. Telur berbentuk bulat berwarna kekuning-kuningan mengkilap
dan sesudah 2-4 hari berubah warna menjadi coklat. Panjang sayap ngengat bila
dibentangkan ± 4 cm dan panjang badan antara 1,5-2,0 cm. Sayap bagian muka
berwarna coklat dan sayap belakang berwarna putih dengan tepi coklat. Pupa
dibentuk dalam tanah. Pupa yang baru terbentuk berwarna kuning, kemudian
berubah kehijauan dan akhirnya berwarna kuning kecoklatan. Lama stadium pupa
adalah 15-21 hari.
·
Gejala serangan :
Ulat
ini menyerang daun, bunga dan buah tomat. Ulat ini sering membuat lobang pada
buah tomat secara berpindah-pindah. Buah yang dilubangi pada umumnya terkena
infeksi sehingga buah menjadi busuk lunak.
·
Pengendalian:
(1) Ngengat
tertarik pada cahaya ultraviolet sehingga dengan sinar tersebut diadakan
perangkap; (2) telur dan ulat adapat dikumpulkan dan dibakar atau dimatikan;
(3) ditepi kebun ditanam jagung untuk mengurangi serangan pada tanaman tomat;
(4) tanaman liar disekitar areal pertanaman tomat dibersihkan; (5) disemprot
dengan insektisida, misalnya Diazinon dan Cymbush.
2. Ulat
tanah (Agrotis ipsilon)
Klasifikasi
:
Kingdom : Animalia
Divisi
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Lepidoptera
Famili
: Noctuidae
Genus
: Agrotis
Spesies
: Agrotis ipsilon
Gejala
serangan ditandai dengan terpotongnya tanaman pada pangkal batang atau tangkai
daun. Pangkal batang yang digigit akan mudah patah dan mati. Kerusakan berat
biasanya terjadi pada awal musim kemarau. Pengendalian: mencari dan
mengumpulkan ulat pada senja hari dan semprot dengan insektisida.
- Kutu Daun (Aphis cracivora Koch)
Klasifikasi
:
Kingdom
: Animalia
Filum
: Antropoda
Kelas
: Insekta
Ordo
: Homoptera
Famili
: Aphididae
Genus
: Aphis
Spesies
: Aphis
cracivora Koch
Gejala: daun tomat yang diserang bentuknya jelek,
keriting, kerdil, melengkung ke bawah, menyempit seperti pita, klorosis, mosaik
dan daun menjadi rapuh.
Pengendalian: (1) gulma di sekitar areal tanaman tomat harus dibersihkan karena dapat menjadi tempat berlindung kutu; (2) pengendalian secara mekanis dapat dilakukan dengan cara dipijit sehingga kutu aphis tersebut mati; (3) pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida.
- Lalat Penggorok Daun (Liriomyza huidobrensis)
Klasifikasi
:
Kingdom
: Animalia
Divisi
: Anthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Diptera
Famili
: Trypetidae
Genus
: Liriomyza
Spesies
: Liriomyza
huidobrensis
Gejala: buah tomat menjadi busuk karena terserang
cendawan atau bakteri. Bila buah dibuka akan kelihatan ada belatung berwarna
putih. Belatung dewasa berwarna kekuning-kuningan dan bila disentuh akan
melenting sejauh ± 30 cm untuk menyelamatkan diri.
Pengendalian: (1) pada waktu mencangkul, tanah
harus dibalik dan dibiarkan beberapa hari sampai beberapa minggu agar terkena
sinar matahari sehingga pupa lalat mati; (2) ditangkap dengan menggunakan umpan
yang dapat memikat lalat jantan; (3) buah yang terserang segera dipetik dan
dibakar; (4) gulma di daerah pertanaman tomat harus selalu dibersihkan.
(2)
Penyakit
(1) Phytoptora
infestans
Bercak
daun pada ujung dan pinggir daun sebelah bawah yang meluas keseluruh daun),
(2)
Fusarium oxysporum
Tulang daun menguning
dan tangkai merunduk, tanaman kerdil, buah terbentuk tetapi kecil-kecil);
(3)
Pseudomonas solanacearum
Kelayuan
dimulai dari bagian pucuk dan merambat keseluruh bagian tanaman, batang menjadi
lembek).
B.
Tanaman
Cabai
Ø Hama
a) Ulat
Grayak ( Spodoptera litura F )
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Noctuidae
Genus : Spodoptera
Spesies : Spodoptera litura F
Serangan berat pada umumnya terjadi
pada musim kemarau, dan menyebabkan defoliasi daun yang sangat berat.
serangan ulat yang masih kecil mengakibatkan bagian daun yang tersisa
tinggal epidermis bagian atas dan tulang daunnya saja. Ulat yang besar memakan
tulang daun. Serangan berat dapat mengakibatkan tanaman menjadi gundul.
b) Kutu Daun
(Aphid sp)
Kingdom
: Animalia
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Hemiptera
Famili
: Aphididae
Genus
: Aphids
Spesies
: Aphids sp
Kutu daun ini
menyerang tunas dan
daun muda dengan
cara menghisap cairan tanaman sehingga helaian
daun menggulung. Koloni
kutu ini berwarna
hitam, coklat atau hijau
kekuningan tergantung jenisnya. Kutu
menghasilkan embun madu yang melapisi permukaan daun sehingga
merangsang jamur tumbuh (embun jelaga). Di samping itu, kutu juga mengeluarkan toksin melalui air ludahnya sehingga timbul gejala
kerdil, deformasi dan terbentuk
puru pada helaian daun. Pada tanaman cabai, serangan kutu daun
menyebabkan perkembangan daun dan bunga yang terserang menjadi terhambat. Serangan
kutu daun umumnya dimulai dari permukaan daun bagian bawah, pucuk tanaman,
kuncup bunga, dan batang muda. Dan kadang kali kutu daun juga dapat berperan
sebagai vektor pembawa virus penyebab beberapa penyakit tanaman.
c) Thrips
Kingdom
: Animalia
Divisi
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Thysanoptera
Famili
: Thripidae
Genus
: Thrips
Spesies
: Thrips sp
Dampak langsung
serangan, gejala awal pada permukaan bawah daun berwarna keperak – perakan
mengkilat, dan pada serangan lanjut daun akan berwarna coklat, hingga proses
metabolisme akan terganggu. Selanjutnya pada daun akan menjadi keriting dan
keriput . Pada serangan berat, daun, pucuk serta tunas menggulung ke dalam dan
timbul benjolan seperti tumor dan pertumbuhan tanamanterhambat, kerdil bahkan
pucuk mati. Serangan pada buah menimbulkan bercak – bercak kecoklatan pada
pangkal buah, sehingga kualitas buah sangat menurun.
Ø Penyakit
1.
Antracnose
Penyakit Antracnose dikenal juga dengan istilah “pathek” adalah penyakit
yang hingga saat ini masih menjadi momok bagi petani cabai. Buah yang menunggu
panen dalam beberapa waktu berubah menjadi busuk oleh penyakit ini. Gejala awal
dari serangan penyakit ini adalah bercak yang agak mengkilap, sedikit terbenam
dan berair, buah akan berubah menjadi coklat kehitaman dan membusuk. Ledakan
penyakit ini sangat cepat pada musim hujan. Penyebab penyakit ini adalah jamur
carnifora capsici.
2. Layu
Bakteri
Penyakit ini disebabkan oleh Pseudomonas solanacearum. Gejalanya
tanamanyang sehat tiba-tiba saja layu yang dalam waktu tidak sampai 3 hari
tanaman mati. Bakteri ini ditularkan melalui tanah, benih, bibit, sisa tanaman,
pengairan,nematoda atau alat-alat pertanian.
3. Virus
Kuning (gemini virus)
Vektor virus kuning adalah whitefly atau kutu kebul (Bemisia tabaci).
Telur diletakkan di bawah daun, fase telur hanya 7 hari. Nimpa bertungkai yang
berfungsi untuk merangkak lama hidup 2-6 hari. Pupa berbentuk oval, agak pipih
berwarna hijau keputih-putihan sampai kekuning-kuningan pupa terdapat dibawah
permukaan daun, lama hidup 6 hari. Serangga dewasa berukuran kecil, berwarna
putih dan mudah diamati karena dibawah permukaan daun yang bertepung, lama
hidup 20-38 hari. Tanaman yang terserang penyakit virus kuning menimbulkan
gejala daun mengeriting dan ukuran lebih kecil.
II.
Tanaman Hias
1) Tanaman Sansevieria
a. Hama
a) Siput
Siput yang telanjang atau yang berumah akan menyerang bagian daun, bahkan
akar tanaman. Gejalanya mudah dikenali, karena tampak adanya bekas gigitan pada
daun dan kotoran yang berserakan di sekitar tanaman. Siput aktif menyerang
sansevieria pada malam hari. “Pada umumnya, pemberantasan hama ini bisa dilakukan
secara manual, yakni dengan cara mengambil dan membuang siput yang umumnya
berada di bagian bawah daun. Akan tetapi, bila serangannya cukup hebat, dapat
digunakan melusida Metaphar atau Moluskil dengan dosis sesuai anjuran,
b) Thrips
Selain siput, hama jenis thrips juga sering menyebabkan kerusakan yang
parah. Hama jenis ini menghisap cairan tanaman, sehingga mengganggu pertumbuhan
tanaman. Di Indoensia, thrips yang menyerang biasanya dari jenis Herciotrips
Feronalis. Hama ini biasanya akan menyerang pada musim kemarau. Thrips
dapat diberantas dengan Kelthane, Tracer, atau Supracide dengan dosis sesuai
anjuran.
b. Penyakit
1. Busuk
lunak (becterial stem rot)
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Erwinia Carotovora yang
menyerang daun atau akar tanaman, terutama menginfeksi melalui luka yang
menganga. Daun atau akar yang terserang tampak berwarna kecoklat-coklatan dan
terasa lunak bila dipegang, berlendir, serta berbau tidak enak, dan lama
kelamaan akan berubah seperti bubur. Penyakit ini muncul apabila kondisi tanaman
lembab akibat hujan yang terus menerus dan kurang cahaya. Patogen ini cepat
menyebar melalui perantara air, serangga, tangan, alat pertanian, ataupun
pakaian pekerja.
2. Busuk
akar
Busuk akar disebabkan oleh jamur Aspergillus niger. Jamur ini muncul apabila
kondisi media tumbuh terlalu basah. Apabila jamur ini telah menyerang,
satu-satunya cara agar serangan tidak meluas adalah sebagai berikut :
(1)
Angkat tanaman dan potong akar yang busuk. Akan
terlihat kumpulan spora jamur yang berwarna coklat kehitam-hitaman.
(2)
Cuci perakaran sampai bersih dan rendam sebentar dalam
larutan fungisida (misalnya : Aliette dengan dosis sesuai anjuran dan
labelnya).
(3)
Tanaman dalam media baru.
(4)
Bakar media yang lama, karena telah tercemar spora
jamur.
3. Bercak
daun
Gejala serangan penyakit yang disebabkan oleh jamur Fusarium
Moniliforme ini khas sekali, yaitu munculnya warna ungu kemerah-merahan
pada daun yang terserang. Selanjutnya, bercak kemerah-merahan akan melebar dan
membentuk luka. Pemupukan nitrogen yang terlalu tinggi akan memacu serangan
fusarium ini.
2) Tanaman Anggrek
1. Hama
1. Tungau/kutu perisai
Gejalanya adalah: terdapat tungau yang menempel pada pelepah daun, dengan
warna kemerahan dalam jumlah yang banyak. Bekas serangan yang ditimbulkan
berupa bercak hitam yang merusak daun. Pengendalian: gosok pelepah daun dengan
kapas dan air sabun; apabila serangan sudah parah, semprotkan insektisida
berdosis 2 cc/liter.
2. Semut
Anggrek yang terserang hama semut memiliki gejala: akar dan tunas muda
akan rusak yang disebabkan adanya pertumbuhan jamur. Pengendalian serangan hama
ini bisa dilakukan dengan merendam pot dalam air, setelah itu jaga kebersihan
lingkungan di sekitar rak atau lebih baik pot bunga anggrek digantug
3. Belalang
Gejalanya pinggiran daun anggrek rusak dengan bentuk luka bergerigi tak
beraturan. Untuk jenis belalang berukuran kecil, perlu pengamatan cermat.
Pengendaliannya dapat dilakukan dengan cara menyemprotkan insektisida yang
bersifat racun kontak/yang sistemik. Bila jumlahnya sedikit penanganannya bisa
langsung dimusnahkan.
2. Penyakit
1.
Busuk lunak
Disebabkan oleh bakteri Erwinia sp. Menyerang semua jenis anggrek. Gejala
yang ditimbulkan tampak pada pseudobulb atau bagian atnaman yang lunak lainnya
mengalami pembusukan dan disertai bau yang tidak enak busuk). Pemberantasan dapat
dilakukan dengan penyemprotan bakterisida.
2.
Busuk hitam
Disebabkan oleh jamur phytopthora sp. Umumnya banyak memyerang,
dendrobium, oncidium, Cattleya, Phalaenopsis/ Gejala pangkal daun membusuk
terus berkembang ke bagian lain seperti pseudobulb, akar dan rhizoma hingga
tanaman lalu mati. Pemberantasan dengan penyemprotan fungisida.
3.
Busuk pangkal batang
Disebabkan jamur phytium sp dan Rhizoctonia sp. Pseudobulb membusuk
hingga tanaman terkunlai. Patogen ini menyerang bagian lunak lainnya hingga
tanaman mati. Pemberantasan dengan fungisida.
III.
Tanaman
Buah-buahan
1. Tanaman Manggis
a) Hama
1)
Penggorok daun
Hama ini menyerang daun muda yang helaiannya baru membuka. Serangan berat
dapat menyebabkan tanaman tumbuh merana dikarenakan daun tidak bisa melakukan
fotosintesa. Pengendaliannya dapat dilakukan secara mekanis yaitu dengan
memangkas,mengumpulkan dan membakar daun-daun yang terserang. Pengendalian
secara biologis dapat menggunakan musuh alami parasitoid Ageniaspis sp.
2)
Penghisap daun dan buah muda
Hama ini menyerang daun, tunas muda, bunga dan pentil dengan cara
mengisap cairan sehingga pertumbuhan daun, tunas muda, bunga dan pentil buah
terhambat yang akhirnya dapat menurunkan produksi buah. Bagian tanaman yang
terserang tampak bekas tusukan berupa noda kering berwarna coklat kemerahan
hingga hitam dan bagian tersebut sangat rapuh. Pengendalian secara teknis
dilakukan dengan membuat persemaian ditempat yang tidak terlindung atau
mengurangi naungan. Jika ada nimfa atau imago hama segera musnahkan.
3)
Tupai
Tupai sering memakan buah manggis yang hampir masak. Setiap ekor tupai
mampu menghabiskan 2 - 3 buah manggis per hari. Pengendalian secara teknis
dilakukan dengan membersihkan pertanaman manggis dari sarang dan tempat
persembunyian tupai, menangkap dengan menggunakan perangkap maupun menembak
dengan senapan angin. Dapat juga menggunakan bahan kimia dengan cara memasang
umpan berupa buah-buahan yang diberi racun. Secara umum cara pengendalian hama
dapat dilakukan dengan 3 (tiga) cara yaitu secara teknis atau mekanis, biologi
dan kimiawi. Secara teknis atau mekanis adalah dengan cara melakukan
pemangkasan, mengumpulkan daun-daun yang terserang, membakar daun dan ranting
yang mati, mengurangi kerapatan tajuk dan membersihkan lingkungan sekitar
tanaman atau sanitasi.
b) Penyakit
1)
Bercak daun
Penyebab: jamur Pestalotia sp., Gloesporium sp. dan Helminthosporium sp.
Gejala: bercak pada daun yang tidak beraturan berwarna abu-abu pada pusatnya
(Pestalotia sp.), coklat (Helminthosporium sp.) dan hitam pada sisi atas dan
bawah daun (Gloesporium sp.). Pengendalian: mengurangi kelembaban yang berasal
dari tanaman pelindung, dan memotong bagian yang terserang.
2)
Kanker batang
Penyebab: jamur Botryophaerisa ribis. Gejala: warna kulit batang dan
cabang berubah dan mengeluarkan getah. Pengendalian: (1) perbaikan drainase,
menjaga kebersihan kebun, pemotongan tanaman yang sakit; (2) penyemprotan
fungisida Benlate untuk kanker batang, Cobox atau Cupravit bagi penyakit
lainnya.
3)
Busuk buah
Penyebab: jamur Botryodiplodia theobromae Penz. Gejala: diawali dengan
dengan membusuknya pangkal buah dan meluas ke seluruh bagian buah sehingga
kulit buah menjadi suram.
2. Tanaman Duku
a. Hama
1.
Kelelawar
Buah duku yang diincar kelelawar adalah buah duku yang matang dan siap
dipanen. Pengendalian: untuk
mencegah gangguan kelelawar ini adalah dengan membungkus buah duku sejak buah
itu berukuran kecil. Bahan pembungkus dapat berupa ijuk tanaman aren, kain
bekas, bongsang yang terbuat dari anyaman bambu.
2.
Kutu perisai (Asterolecantium sp.)
Hama ini menyerang daun dan batang duku.
Pengendalian: dengan cara pemeliharaan dan perawatan tanaman sebaik
mungkin; menggunakan insektisida yang sesuai dengan jenis hama yang
mengganggunya.
b. Penyakit
1)
Penyakit busuk akar
Merupakan
penyakit yang berbahaya karena menyerang pohon dan buah duku. Pengendalian dengan
pemeliharaan tanaman yang baik; disemprot dengan fungisida sesuai dengan
peruntukannya masing-masing obat.
2)
Penyakit mati pucuk
Penyebab:
cendawan Gloeosporium sp. menyerang ujung cabang dan ranting yang nampak
kering. Pengendalian: dengan pemeliharaan tanaman yang baik;
dilakukan dengan disemprot dengan fungisida seperti Manzate, Zerlate, Fermate, Dithane D-14 atau pestisida lain. Dosis untuk obat pemberantasan penyakit ini harus disesuaikan dengan anjuran pada label masing-masing obat.
dilakukan dengan disemprot dengan fungisida seperti Manzate, Zerlate, Fermate, Dithane D-14 atau pestisida lain. Dosis untuk obat pemberantasan penyakit ini harus disesuaikan dengan anjuran pada label masing-masing obat.
3. Tanaman Durian
a. Hama
1. Penggerek
Batang (Batocera sp. , Xyleutes sp.)
Hama ini menyerang tanaman durian dengan cara membuat lubang pada batang,
dahan, atau ranting. Gejala serangan ditunjukkan dengan tanaman layu, daun
kering dan rontok akhirnya mati. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan adalah
sanitasi kebun serta memusnaskan bagian tanaman yang terserang.
2. Penggerek
Buah (Tirathaha sp., Dacus dorsalis )
Hama ini menyerang tanaman durian dengan cara membuat lubang pada buah.
Gejala serangan ditunjukkan dengan buah busuk berulat dan akhirnya rontok.
Secara biologi dapat dilakukan dengan aplikasi Beauveria bassiana. Upaya
pengendalian yang dapat dilakukan adalah sanitas kebun serta memusnaskan buah
durian yang terserang. Upaya pengendalian kimiawi dapat dilakukan dengan
aplikasi insektisida berbahan aktif sipermetrin, klospirifos, profenofos,
asefat, metomil, atau metamedophos.
3. Kutu
Putih ( Pseudococus sp.)
Kutu putih berbentuk bulat dan berwarna kehijauan, seluruh tubuhnya
diselumuti lapisan lilin berwarna putih. Hama ini menyerang tanaman durian
dengan cara menghisap cairan daun dan menyelubungi buah durian. Serangan pada
bunga menyebabkan kerontokan. Kotorannya sangat manis sehingga mengundang semut
serta berpotensi menimbulkan penyakit embun jelaga. Pengendalian kimiawi
menggunakan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid,
asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin.
b. Penyakit
1.
Fusarium sp.
Penyakit ini merupakan patogen tular tanah dan sangat berpotensi mematikan
tanaman. Tanaman terserang menunjukkan gejala layu, jika dibelah, pada bagian
korteks akan tampak warna coklat dan pada bagian yang berkayu akan tampak warna
merah muda dengan bercak coklat. Tanaman yang terserang dimusnahkan dan dibakar
serta bekas lubang tanam ditaburi kapur. Pengendalian yang dapat dilakukan
adalah mengatur kelembaban tanah, terutama menghindari adanya genangan air di
areal pertanaman durian.
2.
Phytophthora sp.
Gejala serangan pada buah terdapat bercak kebasahan berwarna cokelat
kehitaman, membusuk serta terdapat miselium cendawan berwarna putih. Buah
durian terserak akan rontok. Sedangkan gejala serangan pada batang ditandai
dengan adanya luka yang mengeluarkan lendir berwarna merah pada kulit batang.
Setelah batang busuk, pucuk-pucuk tanaman akan mengering, daun layu dan rontok,
dan akhirnya mati. Pengendalian dengan sanitasi kebun, pengaturan kelembaban
areal pertanaman durian dengan cara memperlebar jarak tanam, pemangkasan
ranting atau cabang tidak produktif.
3.
Penyakit Jamur Upas (pink disease)
Gejala munculnya cairan kuning pada bagian batang terserang dan
diselimuti dengan benang-benang jamur berwarna mengkilat berbentuk seperti
laba-laba sehingga menyebabkan kematian pada batang. Musnahkan bagian tanaman
yang terserang, pengaturan kelembaban areal pertanaman durian dengan cara
memperlebar jarak tanam, pemangkasan ranting atau cabang tidak produktif.
Secara kimiawi dapat dilakukan dengan penyemprotan fungisida sistemik dengan
bahan aktif metalaksil, propamokarb hidrokloroda, simoksanil, kasugamisin, asam
fosfit, atau dimetomorf dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa
digunakan adalah tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar