Senin, 30 Juni 2014

Hama dan Penyakit Utama Tanaman Hortikultura



HAMA DAN PENYAKIT UTAMA TANAMAN

       I.            Tanaman Sayuran
A.    Tanaman Tomat
(1)   Hama
1.      Ulat buah tomat (Helicoverpa armigera)
Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Divisi               : Arthropoda
Kelas               : Insecta
Ordo                : Lepidoptera
Famili              : Noctuide
Genus              : Helicoverpa
Spesies            : Helicoverpa armigera
·         Ciri – ciri :
Panjang ulat ± 4 cm dan akan makin panjang pada temperatur rendah. Warna ulat bervariasi dari hijau, hijau kekuning-kuningan, hijau kecoklat-coklatan, kecoklat-coklatan sampai hitam. Pada badan ulat bagian samping ada garis bergelombang memanjang, berwarna lebih muda. Pada tubuhnya kelihatan banyak kutil dan berbulu. Larva terdiri dari lima instar, lama stadium larva berkisar antara 12-25 hari. Telur berbentuk bulat berwarna kekuning-kuningan mengkilap dan sesudah 2-4 hari berubah warna menjadi coklat. Panjang sayap ngengat bila dibentangkan ± 4 cm dan panjang badan antara 1,5-2,0 cm. Sayap bagian muka berwarna coklat dan sayap belakang berwarna putih dengan tepi coklat. Pupa dibentuk dalam tanah. Pupa yang baru terbentuk berwarna kuning, kemudian berubah kehijauan dan akhirnya berwarna kuning kecoklatan. Lama stadium pupa adalah 15-21 hari.

·         Gejala serangan :
Ulat ini menyerang daun, bunga dan buah tomat. Ulat ini sering membuat lobang pada buah tomat secara berpindah-pindah. Buah yang dilubangi pada umumnya terkena infeksi sehingga buah menjadi busuk lunak.
·         Pengendalian:
(1)   Ngengat tertarik pada cahaya ultraviolet sehingga dengan sinar tersebut diadakan perangkap; (2) telur dan ulat adapat dikumpulkan dan dibakar atau dimatikan; (3) ditepi kebun ditanam jagung untuk mengurangi serangan pada tanaman tomat; (4) tanaman liar disekitar areal pertanaman tomat dibersihkan; (5) disemprot dengan insektisida, misalnya Diazinon dan Cymbush.

2.      Ulat tanah (Agrotis ipsilon)
Klasifikasi :
Kingdom         : Animalia
Divisi               : Arthropoda
Kelas               : Insecta
Ordo                : Lepidoptera
Famili              : Noctuidae
Genus              : Agrotis
Spesies            : Agrotis ipsilon

Gejala serangan ditandai dengan terpotongnya tanaman pada pangkal batang atau tangkai daun. Pangkal batang yang digigit akan mudah patah dan mati. Kerusakan berat biasanya terjadi pada awal musim kemarau. Pengendalian: mencari dan mengumpulkan ulat pada senja hari dan semprot dengan insektisida.

  1. Kutu Daun (Aphis cracivora Koch)

Klasifikasi :
Kingdom         : Animalia
Filum               : Antropoda
Kelas               : Insekta
Ordo                : Homoptera
Famili              : Aphididae
Genus              : Aphis
Spesies            : Aphis cracivora Koch


Gejala: daun tomat yang diserang bentuknya jelek, keriting, kerdil, melengkung ke bawah, menyempit seperti pita, klorosis, mosaik dan daun menjadi rapuh.

Pengendalian: (1) gulma di sekitar areal tanaman tomat harus dibersihkan karena dapat menjadi tempat berlindung kutu; (2) pengendalian secara mekanis dapat dilakukan dengan cara dipijit sehingga kutu aphis tersebut mati; (3) pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida.

  1. Lalat Penggorok Daun (Liriomyza huidobrensis)
Klasifikasi :
Kingdom         : Animalia
Divisi               : Anthropoda
Kelas               : Insecta
Ordo                : Diptera
Famili              : Trypetidae
Genus              : Liriomyza
Spesies            : Liriomyza huidobrensis

Gejala: buah tomat menjadi busuk karena terserang cendawan atau bakteri. Bila buah dibuka akan kelihatan ada belatung berwarna putih. Belatung dewasa berwarna kekuning-kuningan dan bila disentuh akan melenting sejauh ± 30 cm untuk menyelamatkan diri.

Pengendalian: (1) pada waktu mencangkul, tanah harus dibalik dan dibiarkan beberapa hari sampai beberapa minggu agar terkena sinar matahari sehingga pupa lalat mati; (2) ditangkap dengan menggunakan umpan yang dapat memikat lalat jantan; (3) buah yang terserang segera dipetik dan dibakar; (4) gulma di daerah pertanaman tomat harus selalu dibersihkan.

(2)   Penyakit
(1)   Phytoptora infestans
Bercak daun pada ujung dan pinggir daun sebelah bawah yang meluas keseluruh daun),
(2)   Fusarium oxysporum 
Tulang daun menguning dan tangkai merunduk, tanaman kerdil, buah terbentuk tetapi kecil-kecil);
(3)   Pseudomonas solanacearum 
Kelayuan dimulai dari bagian pucuk dan merambat keseluruh bagian tanaman, batang menjadi lembek).

B.     Tanaman Cabai
Ø  Hama
a)      Ulat Grayak ( Spodoptera litura F )
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Noctuidae
Genus : Spodoptera
Spesies : Spodoptera litura F
Serangan berat pada umumnya terjadi pada musim kemarau, dan menyebabkan defoliasi daun yang sangat berat.  serangan ulat yang masih kecil mengakibatkan bagian daun yang tersisa tinggal epidermis bagian atas dan tulang daunnya saja. Ulat yang besar memakan tulang daun. Serangan berat dapat mengakibatkan tanaman menjadi gundul. 
b)     Kutu Daun (Aphid sp)
Kingdom       : Animalia
Filum             : Arthropoda
Kelas             : Insecta
Ordo             : Hemiptera
Famili             : Aphididae
Genus             : Aphids
Spesies          : Aphids sp
Kutu  daun  ini  menyerang  tunas  dan  daun  muda  dengan  cara  menghisap  cairan tanaman sehingga helaian daun menggulung. Koloni kutu ini berwarna hitam, coklat atau hijau kekuningan tergantung jenisnya. Kutu menghasilkan embun madu yang melapisi permukaan  daun  sehingga  merangsang  jamur tumbuh  (embun jelaga). Di samping itu, kutu juga mengeluarkan toksin melalui air ludahnya sehingga timbul gejala kerdil, deformasi dan  terbentuk puru pada  helaian daun. Pada tanaman cabai, serangan kutu daun menyebabkan perkembangan daun dan bunga yang terserang menjadi terhambat. Serangan kutu daun umumnya dimulai dari permukaan daun bagian bawah, pucuk tanaman, kuncup bunga, dan batang muda. Dan kadang kali kutu daun juga dapat berperan sebagai vektor pembawa virus penyebab beberapa penyakit tanaman.

c)      Thrips
                   Kingdom  : Animalia
                   Divisi        : Arthropoda
                   Kelas        : Insecta
                   Ordo         : Thysanoptera
                   Famili       : Thripidae
                   Genus       : Thrips
                   Spesies     : Thrips sp

                   Dampak langsung serangan, gejala awal pada permukaan bawah daun berwarna keperak – perakan mengkilat, dan pada serangan lanjut daun akan berwarna coklat, hingga proses metabolisme akan terganggu. Selanjutnya pada daun akan menjadi keriting dan keriput . Pada serangan berat, daun, pucuk serta tunas menggulung ke dalam dan timbul benjolan seperti tumor dan pertumbuhan tanamanterhambat, kerdil bahkan pucuk mati. Serangan pada buah menimbulkan bercak – bercak kecoklatan pada pangkal buah, sehingga kualitas buah sangat menurun. 

Ø  Penyakit
1.      Antracnose
Penyakit Antracnose dikenal juga dengan istilah “pathek” adalah penyakit yang hingga saat ini masih menjadi momok bagi petani cabai. Buah yang menunggu panen dalam beberapa waktu berubah menjadi busuk oleh penyakit ini. Gejala awal dari serangan penyakit ini adalah bercak yang agak mengkilap, sedikit terbenam dan berair, buah akan berubah menjadi coklat kehitaman dan membusuk. Ledakan penyakit ini sangat cepat pada musim hujan. Penyebab penyakit ini adalah jamur carnifora capsici.
2.      Layu Bakteri
Penyakit ini disebabkan oleh Pseudomonas solanacearum. Gejalanya tanamanyang sehat tiba-tiba saja layu yang dalam waktu tidak sampai 3 hari tanaman mati. Bakteri ini ditularkan melalui tanah, benih, bibit, sisa tanaman, pengairan,nematoda atau alat-alat pertanian.
3.      Virus Kuning (gemini virus)
Vektor virus kuning adalah whitefly atau kutu kebul (Bemisia tabaci). Telur diletakkan di bawah daun, fase telur hanya 7 hari. Nimpa bertungkai yang berfungsi untuk merangkak lama hidup 2-6 hari. Pupa berbentuk oval, agak pipih berwarna hijau keputih-putihan sampai kekuning-kuningan pupa terdapat dibawah permukaan daun, lama hidup 6 hari. Serangga dewasa berukuran kecil, berwarna putih dan mudah diamati karena dibawah permukaan daun yang bertepung, lama hidup 20-38 hari. Tanaman yang terserang penyakit virus kuning menimbulkan gejala daun mengeriting dan ukuran lebih kecil.
    II.            Tanaman Hias
1)      Tanaman Sansevieria
a.      Hama
a)      Siput
Siput yang telanjang atau yang berumah akan menyerang bagian daun, bahkan akar tanaman. Gejalanya mudah dikenali, karena tampak adanya bekas gigitan pada daun dan kotoran yang berserakan di sekitar tanaman. Siput aktif menyerang sansevieria pada malam hari. “Pada umumnya, pemberantasan hama ini bisa dilakukan secara manual, yakni dengan cara mengambil dan membuang siput yang umumnya berada di bagian bawah daun. Akan tetapi, bila serangannya cukup hebat, dapat digunakan melusida Metaphar atau Moluskil dengan dosis sesuai anjuran,
b)     Thrips
Selain siput, hama jenis thrips juga sering menyebabkan kerusakan yang parah. Hama jenis ini menghisap cairan tanaman, sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman. Di Indoensia, thrips yang menyerang biasanya dari jenis Herciotrips Feronalis. Hama ini biasanya akan menyerang pada musim kemarau. Thrips dapat diberantas dengan Kelthane, Tracer, atau Supracide dengan dosis sesuai anjuran.
b.      Penyakit
1.      Busuk lunak (becterial stem rot)
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Erwinia Carotovora yang menyerang daun atau akar tanaman, terutama menginfeksi melalui luka yang menganga. Daun atau akar yang terserang tampak berwarna kecoklat-coklatan dan terasa lunak bila dipegang, berlendir, serta berbau tidak enak, dan lama kelamaan akan berubah seperti bubur. Penyakit ini muncul apabila kondisi tanaman lembab akibat hujan yang terus menerus dan kurang cahaya. Patogen ini cepat menyebar melalui perantara air, serangga, tangan, alat pertanian, ataupun pakaian pekerja.
2.      Busuk akar
Busuk akar disebabkan oleh jamur Aspergillus niger. Jamur ini muncul apabila kondisi media tumbuh terlalu basah. Apabila jamur ini telah menyerang, satu-satunya cara agar serangan tidak meluas adalah sebagai berikut :
(1)   Angkat tanaman dan potong akar yang busuk. Akan terlihat kumpulan spora jamur yang berwarna coklat kehitam-hitaman.
(2)   Cuci perakaran sampai bersih dan rendam sebentar dalam larutan fungisida (misalnya : Aliette dengan dosis sesuai anjuran dan labelnya).
(3)   Tanaman dalam media baru.
(4)   Bakar media yang lama, karena telah tercemar spora jamur.
3.      Bercak daun
Gejala serangan penyakit yang disebabkan oleh jamur Fusarium Moniliforme ini khas sekali, yaitu munculnya warna ungu kemerah-merahan pada daun yang terserang. Selanjutnya, bercak kemerah-merahan akan melebar dan membentuk luka. Pemupukan nitrogen yang terlalu tinggi akan memacu serangan fusarium ini.
2)      Tanaman Anggrek
1.      Hama
1.      Tungau/kutu perisai
Gejalanya adalah: terdapat tungau yang menempel pada pelepah daun, dengan warna kemerahan dalam jumlah yang banyak. Bekas serangan yang ditimbulkan berupa bercak hitam yang merusak daun. Pengendalian: gosok pelepah daun dengan kapas dan air sabun; apabila serangan sudah parah, semprotkan insektisida berdosis 2 cc/liter.
2.      Semut
Anggrek yang terserang hama semut memiliki gejala: akar dan tunas muda akan rusak yang disebabkan adanya pertumbuhan jamur. Pengendalian serangan hama ini bisa dilakukan dengan merendam pot dalam air, setelah itu jaga kebersihan lingkungan di sekitar rak atau lebih baik pot bunga anggrek digantug
3.      Belalang
Gejalanya pinggiran daun anggrek rusak dengan bentuk luka bergerigi tak beraturan. Untuk jenis belalang berukuran kecil, perlu pengamatan cermat. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan cara menyemprotkan insektisida yang bersifat racun kontak/yang sistemik. Bila jumlahnya sedikit penanganannya bisa langsung dimusnahkan.
2.      Penyakit
1.      Busuk lunak
Disebabkan oleh bakteri Erwinia sp. Menyerang semua jenis anggrek. Gejala yang ditimbulkan tampak pada pseudobulb atau bagian atnaman yang lunak lainnya mengalami pembusukan dan disertai bau yang tidak enak busuk). Pemberantasan dapat dilakukan dengan penyemprotan bakterisida.
2.      Busuk hitam
Disebabkan oleh jamur phytopthora sp. Umumnya banyak memyerang, dendrobium, oncidium, Cattleya, Phalaenopsis/ Gejala pangkal daun membusuk terus berkembang ke bagian lain seperti pseudobulb, akar dan rhizoma hingga tanaman lalu mati. Pemberantasan dengan penyemprotan fungisida.

3.      Busuk pangkal batang
Disebabkan jamur phytium sp dan Rhizoctonia sp. Pseudobulb membusuk hingga tanaman terkunlai. Patogen ini menyerang bagian lunak lainnya hingga tanaman mati. Pemberantasan dengan fungisida.
 III.            Tanaman Buah-buahan
1.      Tanaman Manggis
a)      Hama
1)      Penggorok daun
Hama ini menyerang daun muda yang helaiannya baru membuka. Serangan berat dapat menyebabkan tanaman tumbuh merana dikarenakan daun tidak bisa melakukan fotosintesa. Pengendaliannya dapat dilakukan secara mekanis yaitu dengan memangkas,mengumpulkan dan membakar daun-daun yang terserang. Pengendalian secara biologis dapat menggunakan musuh alami parasitoid Ageniaspis sp.
2)      Penghisap daun dan buah muda
Hama ini menyerang daun, tunas muda, bunga dan pentil dengan cara mengisap cairan sehingga pertumbuhan daun, tunas muda, bunga dan pentil buah terhambat yang akhirnya dapat menurunkan produksi buah. Bagian tanaman yang terserang tampak bekas tusukan berupa noda kering berwarna coklat kemerahan hingga hitam dan bagian tersebut sangat rapuh. Pengendalian secara teknis dilakukan dengan membuat persemaian ditempat yang tidak terlindung atau mengurangi naungan. Jika ada nimfa atau imago hama segera musnahkan.
3)      Tupai
Tupai sering memakan buah manggis yang hampir masak. Setiap ekor tupai mampu menghabiskan 2 - 3 buah manggis per hari. Pengendalian secara teknis dilakukan dengan membersihkan pertanaman manggis dari sarang dan tempat persembunyian tupai, menangkap dengan menggunakan perangkap maupun menembak dengan senapan angin. Dapat juga menggunakan bahan kimia dengan cara memasang umpan berupa buah-buahan yang diberi racun. Secara umum cara pengendalian hama dapat dilakukan dengan 3 (tiga) cara yaitu secara teknis atau mekanis, biologi dan kimiawi. Secara teknis atau mekanis adalah dengan cara melakukan pemangkasan, mengumpulkan daun-daun yang terserang, membakar daun dan ranting yang mati, mengurangi kerapatan tajuk dan membersihkan lingkungan sekitar tanaman atau sanitasi.
b)     Penyakit
1)      Bercak daun
Penyebab: jamur Pestalotia sp., Gloesporium sp. dan Helminthosporium sp. Gejala: bercak pada daun yang tidak beraturan berwarna abu-abu pada pusatnya (Pestalotia sp.), coklat (Helminthosporium sp.) dan hitam pada sisi atas dan bawah daun (Gloesporium sp.). Pengendalian: mengurangi kelembaban yang berasal dari tanaman pelindung, dan memotong bagian yang terserang.
2)      Kanker batang
Penyebab: jamur Botryophaerisa ribis. Gejala: warna kulit batang dan cabang berubah dan mengeluarkan getah. Pengendalian: (1) perbaikan drainase, menjaga kebersihan kebun, pemotongan tanaman yang sakit; (2) penyemprotan fungisida Benlate untuk kanker batang, Cobox atau Cupravit bagi penyakit lainnya.
3)      Busuk buah
Penyebab: jamur Botryodiplodia theobromae Penz. Gejala: diawali dengan dengan membusuknya pangkal buah dan meluas ke seluruh bagian buah sehingga kulit buah menjadi suram.


2.      Tanaman Duku
a.      Hama
1.      Kelelawar
Buah duku yang diincar kelelawar adalah buah duku yang matang dan siap dipanen. Pengendalian: untuk mencegah gangguan kelelawar ini adalah dengan membungkus buah duku sejak buah itu berukuran kecil. Bahan pembungkus dapat berupa ijuk tanaman aren, kain bekas, bongsang yang terbuat dari anyaman bambu.
2.      Kutu perisai (Asterolecantium sp.)
Hama ini menyerang daun dan batang duku.
Pengendalian: dengan cara pemeliharaan dan perawatan tanaman sebaik mungkin; menggunakan insektisida yang sesuai dengan jenis hama yang mengganggunya.
b.      Penyakit
1)      Penyakit busuk akar
Merupakan penyakit yang berbahaya karena menyerang pohon dan buah duku. Pengendalian dengan pemeliharaan tanaman yang baik; disemprot dengan fungisida sesuai dengan peruntukannya masing-masing obat.
2)      Penyakit mati pucuk
Penyebab: cendawan Gloeosporium sp. menyerang ujung cabang dan ranting yang nampak kering. Pengendalian: dengan pemeliharaan tanaman yang baik;
dilakukan dengan disemprot dengan fungisida seperti Manzate, Zerlate, Fermate, Dithane D-14 atau pestisida lain. Dosis untuk obat pemberantasan penyakit ini harus disesuaikan dengan anjuran pada label masing-masing obat.
3.      Tanaman Durian
a.      Hama
1.      Penggerek Batang (Batocera sp. , Xyleutes sp.)
Hama ini menyerang tanaman durian dengan cara membuat lubang pada batang, dahan, atau ranting. Gejala serangan ditunjukkan dengan tanaman layu, daun kering dan rontok akhirnya mati. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan adalah sanitasi kebun serta memusnaskan bagian tanaman yang terserang.
2.      Penggerek Buah (Tirathaha sp., Dacus dorsalis )
Hama ini menyerang tanaman durian dengan cara membuat lubang pada buah. Gejala serangan ditunjukkan dengan buah busuk berulat dan akhirnya rontok. Secara biologi dapat dilakukan dengan aplikasi Beauveria bassiana. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan adalah sanitas kebun serta memusnaskan buah durian yang terserang. Upaya pengendalian kimiawi dapat dilakukan dengan aplikasi insektisida berbahan aktif sipermetrin, klospirifos, profenofos, asefat, metomil, atau metamedophos.
3.      Kutu Putih ( Pseudococus sp.)
Kutu putih berbentuk bulat dan berwarna kehijauan, seluruh tubuhnya diselumuti lapisan lilin berwarna putih. Hama ini menyerang tanaman durian dengan cara menghisap cairan daun dan menyelubungi buah durian. Serangan pada bunga menyebabkan kerontokan. Kotorannya sangat manis sehingga mengundang semut serta berpotensi menimbulkan penyakit embun jelaga. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin.


b.      Penyakit
1.      Fusarium sp.
Penyakit ini merupakan patogen tular tanah dan sangat berpotensi mematikan tanaman. Tanaman terserang menunjukkan gejala layu, jika dibelah, pada bagian korteks akan tampak warna coklat dan pada bagian yang berkayu akan tampak warna merah muda dengan bercak coklat. Tanaman yang terserang dimusnahkan dan dibakar serta bekas lubang tanam ditaburi kapur. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah mengatur kelembaban tanah, terutama menghindari adanya genangan air di areal pertanaman durian.
2.      Phytophthora sp.
Gejala serangan pada buah terdapat bercak kebasahan berwarna cokelat kehitaman, membusuk serta terdapat miselium cendawan berwarna putih. Buah durian terserak akan rontok. Sedangkan gejala serangan pada batang ditandai dengan adanya luka yang mengeluarkan lendir berwarna merah pada kulit batang. Setelah batang busuk, pucuk-pucuk tanaman akan mengering, daun layu dan rontok, dan akhirnya mati. Pengendalian dengan sanitasi kebun, pengaturan kelembaban areal pertanaman durian dengan cara memperlebar jarak tanam, pemangkasan ranting atau cabang tidak produktif.
3.      Penyakit Jamur Upas (pink disease)
Gejala munculnya cairan kuning pada bagian batang terserang dan diselimuti dengan benang-benang jamur berwarna mengkilat berbentuk seperti laba-laba sehingga menyebabkan kematian pada batang. Musnahkan bagian tanaman yang terserang, pengaturan kelembaban areal pertanaman durian dengan cara memperlebar jarak tanam, pemangkasan ranting atau cabang tidak produktif. Secara kimiawi dapat dilakukan dengan penyemprotan fungisida sistemik dengan bahan aktif metalaksil, propamokarb hidrokloroda, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar